Spiga

Sedang (Tidak) Hebat

Sudah beberapa hari terakhir ini (beberapa minggu tepatnya) kondisi ketahanan tubuhku sedang diuji, dan sampai detik ini pun tidak menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik. Selain itu, di sisi lain keadaan yang runyam ini semakin diperparah oleh beban pekerjaan yang semakin meningkat, aneh sih kelihatannya aq ngomel kayak gini, karena seharusnya aq semakin bersyukur dengan pekerjaan yang semakin banyak, yang artinya semakin tersalurkan ke arah yang lebih baik segala hasrat, imajinasi, dan jalan pikiranku yang sering melenceng kemana-mana, tapi ya itu tadi.. kondisi fisikku saat ini sedang berada di koordinat negatif.

Dimulai pada 4 minggu yang lalu, hari senin tepatnya, pagi hari di kota Jakarta memang lagi cerah-cerahnya setelah pas minggu malamnya hujan, enak sekali, biasanya pagi hari sekitar jam 6 adalah waktu dimana aku berada di loteng lantai 4, untuk sekedar menghirup udara yang menurut saya masih layak untuk dihirup kuat-kuat(walaupun jam 1/2 7 tidur lagi sih). Tapi tidak untuk pagi itu, saat itu aku terkapar, miringkik-meringkik seperti kuda, menggeliat seperti cacing yang biasanya aku panasin di aspal.. aku tak berdaya dalam peraduanku. Duh sakit apa ini ?? aneh.. diperut sakit, dipinggangpun sakit, dipijit di perut, di pinggang yang sakit, dipijit di pinggang, perutku yang sakit. Seketika algortima otakku berpikir cepat, mencoba merumuskan penyakit apa yang kuderita. Dan akhirnya insting kedokteranku kukeluarkan, analisa pertama: Masuk Angin, karena malam minggu kemarin aku futsal, dan malam2 aku mandi airnya dingin banget, alasan itu cukup kuat, dan akhirnya aku ngambil obat/jamu tolak angin (karena orang pintar minum tolak angin), 2 bungkus sekaligus. Ku tunggu efeknya, awalnya sih nyaman banget, dan seketika itu pula, aku semakin percaya bahwa aku memang cocok jadi dokter. Tapi pikiran itu tidak bertahan lama, 15 menit kemudian.., pikiran itu musnah karena sekali lagi secara mendadak pinggang dan perut sakit secara bergantian, waduh analisaku salah, aku tidak menyerah. Kucoba analisa lagi kugunakan sisa ingatanku mengenai ilmu biologi, fisika, matematika, untuk mencoba mencari letak sakitku itu, dan akhirnya analisa kedua pun kukeluarkan: aku sakit mag!!, secara perut yang sakit itu dibagian kiri, ulu hati dan seakan terasa mau muntah,

"ini jelas gejala sakit mag" pikirku.

Aku minta obat sakit mag, air hangat, untuk meredakan sakit itu, sungguh briliant. Kukunyah obat itu, pelan-pelan, sampai lembut, dan terakhir aku bilas dengan air hangat, mantap.
Sekali lagi aku sempat berpikir, apabila cara ini berhasil, aku akan membuka praktek dokter gratis. Tapi 1/2 jam berjalan belum ada efek baik, kucoba bertahan. 15 menit berikutnya masih tetep sama, malah kelihatanya malah tambah parah, aku mencoba bertahan. Akhirnya15 menit kemudian aku menyerah, aku muntah, obat yang kumasukkan tadi seolah keluar semua, kurang ajar, semuanya keluar, perutku seolah tidak terima dengan obat-obat yang kumasukan tadi.. duh. Aku menyerah pada alam, Aku menyerah karena tidak mungkin aku keluarkan analisa ketiga yang sungguh tidak masuk akal, analisa ketiga adalah bahwa aku hamil dan akan melahirkan, sungguh tak mungkin. Dan aku menyerah sebelum pikiranku berjalalan ke arah yang tidak waras sehingga mengakibatkan aku berubah pikiran untuk meng-iyakan analisa ketigaku tadi. Aku menyerah, aku dibawa ke dokter..

Seumur-umur aku paling tidak suka ke tempat dokter, bukan karena takut disuntik, bukan juga karena aku trauma disunat, bukan, sama sekali bukan!!, tapi semata-mata karena aku berpendapat tingkat komersialisasi ilmu yang paling tinggi adalah dibidang kedokteran, aku benci akan hal itu, dan dokterlah sasaranku satu-satunya untuk menumpahkan segala amarahku mengenai ini. Dokter akhirnya memvonis diriku, secara tawadhu' beliau berkata "maaf mas, kemungkinan mas kena ginjalnya, tapi g usah takut mas, cukup banyak minum aja, ntar juga sembuh", aku tersenyum kecut.
Gila, Aku membayar beratus-ratus ribu hanya untuk penyakit yang sembuh dengan minum air sebanyak-banyaknya??Sungguh gila, tak bisa dipercaya.

Tapi tak apalah, yang penting sekarang sakit itu sudah sembuh, cuma karena istirahatku yang kurang maksimal, karena masih sering futsal, main2 keluar, trus begadang, sampai instalasi kelas beratpun aku layani, ya jadinya gini dech.. tetep.. aku masih blum fit betul, penyakit satu dibunuh, muncul penyakit menyusul.. Yach begitulah hidup..

0 comments: